Skema Padat Karya, Banyuwangi Akselerasi Pembangunan Jaringan Irigasi

$rows[judul]

Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mengakselerasi pembangunan jaringan irigasi melalui implementasi skema padat karya. Tahun ini, mereka berkomitmen untuk membangun dan merevitalisasi jaringan irigasi sepanjang 123 kilometer, dengan tujuan utama meningkatkan ketahanan pangan dan ketersediaan air bagi pertanian di wilayah ini.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menggarisbawahi pentingnya pembangunan infrastruktur irigasi dalam mendukung pertanian lokal. "Pembangunan jaringan irigasi adalah langkah strategis untuk memastikan sumber daya air yang memadai bagi pertanian di Banyuwangi," ujar Ipuk saat menghadiri acara peluncuran proyek, Senin (tanggal).

Proyek ini melibatkan pembangunan baru sepanjang 80,081 kilometer dan rehabilitasi sepanjang 43,403 kilometer, tersebar di 25 kecamatan di Banyuwangi. Menurut Ipuk, proses pembangunan juga akan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan inklusivitas, dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja utama dalam skema padat karya.


Baca Juga : Tim Tanggap Darurat Dinas PU Pengairan Banyuwangi Beraksi di Saluran Sekunder

"Kami tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun kapasitas masyarakat dalam mengelola dan memelihara jaringan irigasi ini," tambah Ipuk.

Guntur Priambodo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Banyuwangi, menjelaskan bahwa skema padat karya merupakan strategi yang efektif dalam membangun infrastruktur sambil memberdayakan masyarakat. "Dengan melibatkan masyarakat lokal, kami tidak hanya mengurangi biaya pembangunan tetapi juga menciptakan dampak sosial ekonomi positif," ungkap Guntur.

Pembangunan jaringan irigasi juga diharapkan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat pra sejahtera. Melalui pelibatan mereka dalam proyek ini, diharapkan dapat memberikan pendapatan tambahan yang signifikan serta memperkuat ikatan sosial antarwarga.

"Saya berharap skema padat karya ini tidak hanya berdampak pada infrastruktur fisik tetapi juga membantu mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Banyuwangi," ujar Guntur.

Selain itu, pemerintah daerah juga berfokus pada pemeliharaan dan pengawasan rutin terhadap infrastruktur yang dibangun. Dengan melakukan evaluasi berkala, mereka berharap dapat mencegah kerusakan dan memperpanjang umur pakai jaringan irigasi yang baru dibangun.

"Ini bukan hanya tentang pembangunan jangka pendek tetapi juga memastikan keberlanjutan jangka panjang dari infrastruktur ini," tambah Guntur.

Proyek ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Banyuwangi. Dengan meningkatkan produktivitas pertanian melalui infrastruktur yang lebih baik, diharapkan dapat mengurangi ketimpangan sosial ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Banyuwangi telah mencatat penurunan tingkat kemiskinan dalam beberapa tahun terakhir. Langkah-langkah strategis seperti skema padat karya diharapkan dapat mempercepat pencapaian target untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi semua warga.

Dengan demikian, pembangunan jaringan irigasi di Banyuwangi bukan hanya tentang infrastruktur fisik tetapi juga tentang investasi dalam potensi manusia dan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.