Infobanyuwangi.co.id- DPRD Banyuwangi memanggil sejumlah SKPD pada Jumat (20/5/2022). Salah satu yang dibahas yakni antisipasi penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan di Bumi Blambangan ini.
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi M Ali Mahrus, mempertanyakan upaya eksekutif dalam mewaspadai wabah tersebut serta meminta ada pengawasan ketat dalam arus lalu lintas hewan.
"Termasuk antisipasi ternak yang masuk di wilayah Banyuwangi dari Bali. Karena kebanyakan masyarakat Banyuwangi pada saat hari raya kurban, tidak sedikit yang mencari sapi Bali. Itu juga perlu diantisipasi," pintanya.
Mahrus mengatakan, dari hasil rapat Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi menyampaikan jika sudah melakukan upaya preventif. Seperti sosialisasi gejala PMK hewan dan larangan agar tidak mendatangkan ternak dari luar daerah.
"Teman-teman juga menyarankan agar melakukan penyemprotan desinfektan di semua kandan-kandang yang ada di Banyuwangi, dalam rangka pencegahan," ucap dia.
Plt Kadis Pertanian dan Pangan Banyuwangi M Khoiri menyebut, PMK sudah merambah di 14 kabupaten di Jatim. Upaya antisipasi terus dilakukan pihaknya.
"Kami telah menutup akses lalu lintas hewan ke Banyuwangi, termasuk dari Bali. Sementara waktu kita tidak mengizinkan pedagang mendatangkan ternak dari luar. Insyaallah semua sudah komitmen," kata Khoiri usai rapat.
Pihaknya juga meminta agar masyarakat khususnya peternak untuk menjaga kesehatan ternaknya. Seperti memberikan tambahan vitamin dan protein.
"Perlu diperhatikan juga kebersihan kandang. Peternak kami harap rutin membersihkan kandang dan melakukan penyemprotan desinfektan dengan formalin minimal seminggu dua kali," tutur Khoiri.
Tak hanya itu, Khoiri menyebut, langkah untuk antisipasi PMK ini, pihaknya telah menerbitkan SOP di pasar hewan. Kata dia, lima pasar hewan di Banyuwangi masih tetap dibuka, karena Banyuwangi masih negatif PMK.
"Semua truk atau pick up yang masuk membawa atau mengambil ternak di pasar harus disemprot dengan desinfektan formalin," pungkas dia. (wan/qin)