Buka Puasa dengan Lontong Campur Legendaris di Banyuwangi

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Warung Lontong Campur Bu Eko yang ada di pasar Glenmore, Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Kamis (6/4/2022). (Infobanyuwangi.co.id).

Infobanyuwangi.co.id- Bagi anda pecinta kuliner, wajib menikmati makanan unik satu ini saat berkunjung ke Banyuwangi. Kuliner Khas dari Kecamatan yang bertajuk Sepetak Tanah Eropa  menyajikan masakan Lontong Campur, dari tahun 50 an hingga sekarang rasanya tetap sama. 

Dalam penyajian potongan lontong yang lembut, bumbu kacangnya meresap, menyatu dengan Kuah Stim atau kuah merah kental yang gurih. Tak kalah juga aroma rempah khas selalu memancing gairah nafsu santap, memanjakan lidah, menghangatkan rongga mulut.



Baca Juga : 6 Tahun Beruntun Banyuwangi Raih SAKIP A dari KemenPAN RB

Selain itu lontong yang disiram bumbu kacang yang diuleg langsung oleh penjual di atas cobek batu dengan campuran petis, garam dan cabai sesuai dengan selera anda. Baru kemudian ditambah kuah Stim atau yang lebih dikenal ‘Kuah Tim’ yang berwarna kemerahan dengan porongan lemak daging sapi dan potongan mie bakso.


Itulah yang kita rasakan saat berwisata kuliner ke Lontong Campur Bu Eko, di pasar Glenmore, Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi atau tepatnya berada di deretan warung pinggir sisi barat, selatan Pasar Glenmore.


Warung makan yang menawarkan sajian Lontong Campur milik Ekowati ini memang legendaris, mampu mempertahankan cita rasa, dan terus menjadi rujukan kuliner pecinta lontong campur sejak Tahun 1950 an.


“Jualnya hanya ini saja, tidak ada yang berubah. Karena ini yang sudah diwariskan, saya hanya meneruskannya,” ujar Generasi Ketiga dari neneknya, Samsuni. 


Masakan yang diadopsi dari pulau garam ini berhasil dimodifikasi dengan lidah masyarakat Bumi Blambangan. Saat infobanyuwangi.co.id berkunjung serta bertemu Ekowati yang lebih akrab dipanggil Bu Eko, mengaku jika tidak ada resep khusus, semua sama dengan resep Lontong campur pada umumnya. Hanya saja untuk mengolah semua bahan ini butuh ketelatenan dan kesabaran. 


“Nenek saya asli dari madura, dulu dia yang membawa masakan ini, perlahan memodifnya menyesuaikan cita rasa orang disini, pasti sudah berbeda dengan aslinya di madura sana. Bumbunya sama saja. Resep yang diwariskan hanya bagaimana cara mengolahnya,” ungkapnya.


Sekilas masakan ini memang mudah dan mudah di tiru. Tapi siapa sangka olahan berbahan lontong, bumbu kacang dan kuah tim, nyatanya selalu habis setiap harinya. Sehari saja dia menghabiskan beras 10-20 kilogram untuk membuat lontong yang dibungkus daun pisang berukuran jumbo, seporsi lontong campur hanya dibanderol Rp 10.000 per-porsi, cukup mengenyangkan untuk dinikmati. Dan cocok sebagai makanan buka puasa.


Di bulan Ramadan ini dengan warung berukuran 3x4 meter itu  buka mulai pukul 15.00 Wib, sampai pukul 18.00 WIB dengan sajian ciri khas yang tidak di dapatkan di warung lainya.


Saking larisnya, tempat ini nyaris tak pernah sepi pengunjung setiap harinya, apalagi saat hari libur selalu full, tak ada kursi yang tersisa. Mulai dari kalangan masyarakat bawah sampai para sultan pernah singgah , tentunya itu berkat kelezatan rasa rempah khas Bu Samsuni yang sudah dipercaya pelanggan.


Anda tertarik mencoba? Jika ingin menikmatinya silahkan warung Lontong Campur Bu Eko yang ada di pasar Glenmore, Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi cocok untuk menemani di Bulan Ramadan. (rif/qin)