Banyuwangi - Seiring masuknya musim pancaroba, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi mengeluarkan imbauan terkait pencegahan Demam Berdarah (DBD). Pada masa peralihan ini, Dinkes telah mendeteksi beberapa kasus DBD yang perlu mendapat perhatian serius.
Plt Kepala Dinkes, Amir Hidayat, menyampaikan bahwa musim peralihan memberikan kondisi ideal bagi perkembangan nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD. Kewaspadaan dan tindakan preventif dalam mengurangi populasi nyamuk menjadi kunci dalam menghadapi risiko penyakit ini.
"Hingga Oktober, telah terdeteksi 47 kasus DBD. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan yang sama, kami tetap mengingatkan potensi lonjakan saat musim hujan tiba," kata Amir.
Dalam upaya pencegahan, Dinkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan prinsip 3M. Ini melibatkan pengurasan bak penampungan air secara rutin, penutupan tempat penampungan air yang tidak berhubungan dengan tanah, dan pembersihan tempat yang dapat menimbulkan genangan air.
"Surat Edaran sudah disampaikan ke seluruh kecamatan di Banyuwangi, mengajak masyarakat membersihkan lingkungan setiap minggu. Kehati-hatian juga diperlukan jika ada yang terserang nyamuk Aedes Aegypti, karena dapat menularkan hingga radius 100 meter." jelaanya.
Dalam menghadapi potensi lonjakan kasus DBD, Dinkes telah menyiagakan Tenaga Kesehatan (Nakes) dan Fasilitas Kesehatan (Faskes) untuk melakukan surveilans, penyelidikan, dan pencegahan secara cepat dan akurat. Puskesmas setempat juga telah menyediakan obat pembunuh jentik nyamuk secara gratis untuk mengantisipasi penumbuhan jentik nyamuk penyebab DBD.
Warga diminta untuk aktif berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melibatkan diri dalam langkah-langkah pencegahan yang telah disarankan oleh Dinkes. Dengan kolaborasi semua pihak, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran DBD di tengah masyarakat.