Pemadaman Masih Terjadi, PLN ULP Banyuwangi Kota Imbau Warga Tak Main Layang-layang Dekat Jaringan

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Manager ULP PLN Banyuwangi Kota Antoni Aldila saat memberikan keterangan. (Nurul Yaqin/infobanyuwangi.co.id).

Infobanyuwangi.co.id- Jaringan listrik milik PLN di wilayah kerja Unit Layanan Pelanggan (ULP) Banyuwangi Kota mengalami 5 kali pemadaman karena layangan sepanjang 2021. Gangguan tersebut berdampak pada puluhan ribu pelanggan.

Manager ULP PLN Banyuwangi Kota Antoni Aldila menuturkan, layang-layang saat ini mengancam keamanan jaringan listrik. Hal ini karena saat ada layangan putus dan mengenai jaringan listrik, bisa mengakibatkan kerusakan hingga menyebabkan pemadaman.

PLN ULP Banyuwangi Kota yang menaungi mulai wilayah utara yakni perbatasan Situbondo, Baluran, wilayah barat Paltuding Ijen, wilayah selatan perbatasan RSI Fatimah, mencatat ada 5 kali kejadian gangguan listrik selama tahun 2021. Ini disebabkan karena layangan.


Baca Juga : PPKM Darurat, Polresta Banyuwangi Kembali Perketat Akses di Pelabuhan Ketapang

"Rata-rata padam disini karena layangan tersangkut di jaringan 20 kV. Jaringan itu merupakan jaringan utama dari listrik PLN kepada masyarakat. Jadi ketika terjadi padam di saluran utama, dampak padamnya meluas," kata Antoni, Selasa (11/1).

Antoni membeberkan, efek dari gangguan layang-layang selain terhentinya aliran listrik dari PLN ke konsumen, juga berpotensi terjadi ledakan. Sedangkan efek dari ledakan itu membuat beberapa material terjadi kerusakan.

"Bisa jadi kalau kena trafo pasti trafonya rusak, kalau kena penghantar maupun saluran itu bisa rantas saluran tersebut. Kadang juga kalau efek ledakannya besar itu bisa membuat bunga api, itu sangat membahayakan," ungkapnya.

Antoni menyebut, dari lima kejadian pemadaman tersebut rata-rata terjadi di wilayah perkotaan. Setiap kali kejadian gangguan akibat layang-layang yang tersangkut jaringan, bisa sampai 10 ribu pelanggan terkena dampak pemadaman.

"Kalau misalkan layangan ini mengenai saluran utama, berarti dia menyuplai seluruh trafo yang ada di saluran tersebut. Per kejadian bisa sampai 10 ribu pelanggan itu mengalami dampak padam," ujarnya.

Meski begitu, kata dia, penanganan gangguan akibat layang-layang di tahun 2021 tidak sampai berlangsung lama. Dikarenakan tidak ada material yang mengalami kerusakan.

"Untuk penormalan di tahun 2021 tidak lama, karena dari lima kali kejadian material tidak ada yang rusak, murni terkena layangan, timbul ledakan, terjadi pemadaman listrik, setelah itu layangan kita amankan, setelahnya bisa kita normalkan kembali," jelas dia.

Antoni menyebut, kejadian pemadaman akibat layang-layang di tahun 2021 ini tidak separah jika dibandingkan tahun 2020. Terjadi penurunan yang signifikan.

"Kalau 2020 sekitar 20 kali lebih jaringan kita mengalami gangguan. Kenapa di 2021 terjadi penurunan, karena kita ada langkah preventif. Terutama mengganti konduktor yang sebelumnya konduktor telanjang tanpa ada isolasinya, itu sudah kita ganti," katanya.

"Jadi tempat-tempat potensi layangan sudah kita ganti konduktornya. Sehingga ketika terkena layangan tidak sampai menimbulkan ledakan atau tidak membuat aliran listrik terhenti. Kita juga gencar patroli saat musim layangan, itu pasti kita intensifkan pagi, siang, sore dan malam hari," sambung Antoni.

Dirinya menambahkan, gangguan jaringan listrik akibat layang-layang tidak hanya terjadi di ULP Banyuwangi Kota saja, namun seperti ULP Jajag, ULP Rogojampi, ULP Genteng, dan ULP Muncar juga tidak absen setiap tahunnya.

"Tiap tahun pasti ada kasus gangguan jaringan akibat layang-layang. Oleh karenanya kita mengimbau pada masyarakat agar tidak bermain layangan di dekat jaringan atau berpotensi jatuh ke jaringan listrik PLN," pungkasnya. (qin)