Pemkab Banyuwangi Fasilitasi Ratusan Warga Operasi Katarak Gratis

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menghadiri bakti sosial operasi katarak gratis (istimewa)

Infobanyuwangi.co.id – PMI Cabang Banyuwangi bersama John Fawcett Foundation (JFF) kembali menggelar operasi katarak gratis bagi warga Banyuwangi. Sebanyak 300 orang akan dilakukan operasi mata katarak tanpa dikenakan biaya.

Manajer John Fawcett Foundation (JFF) Komang Wardana menjelaskan bahwa JFF secara ajeg bersama PMI Banyuwangi menggelar bakti sosial pengobatan gratis di Banyuwangi. Tiap tahun, rutin digelar kegiatan serupa sebanyak dua kali.

“Kegiatan ini merupakan tahun yang kedelapan sejak tahun 2014 hingga 2021, total pemeriksaan mata pada 17.169 orang, operasi katarak telah dilaksanakan pada 2.090 orang, pemasangan bola mata palsu pada 90 orang, pemberian kacamata pada 9.750 orang, pengobatan mata pada 5.380 orang dan pemeriksaan mata pada 3.831 anak,” terang Komang.


Baca Juga : Komunitas Mercedes Kumpul di Banyuwangi, Siap Jelajah Destinasi Wisata Kota Gandrung

Bakti sosial yang digelar di kantor PMI Banyuwangi tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Ipuk Fiestiandani pada Rabu (22/6/20222).

Khusus tahun ini, dilaksanakan operasi katarak untuk 300 orang, pemasangan bola mata palsu sebanyak 15 bola mata, kacamata gratis ada 700 kacamata, pengobatan untuk 300 orang, dan pemeriksaan mata di SD Negeri Pakis dan SD Negeri Kebalenan. Operasi katarak dilakukan selama lima hari, 22 – 26 Juni 2022.

“Kami telah menjalin kerjasama dengan Pemkab Banyuwangi, dan berharap kerjasama ini bisa berjalan terus untuk meningkatkan derajat kesehatan warga. Terima kasih banyak kami ucapkan kepada Ibu Bupati Banyuwangi beserta jajarannya, juga Perdami (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) Jawa Timur, para dokter yang terlibat, para relawan, dan tim JFF sehingga bakti sosial ini bisa terlaksana,” kata Komang.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, data Kementerian Kesehatan mencatat pada tahun 2021 angka kebutaan dalam usia 50 tahun mencapai 3% dan katarak menjadi penyebab tingginya kebutaan tersebut.

“Masyarakat yang mengalami keterbatasan dalam ekonomi untuk melakukan operasi secara mandiri akan sangat terbantu dengan kegiatan ini. Maka kami ucapkan terima kasih, mudah-mudahan baksos ini nanti bisa berkelanjutan,” ujar Ipuk.

Terkait edukasi terhadap anak-anak, Ipuk berharap juga dilakukan penapisan (screening) terhadap kesehatan mata anak. Saat ini, anak-anak zaman sekarang beresiko kesehatan matanya karena kebiasaan menghadapi layar handphone dalam waktu yang lama.

“Layar gawai itu akan mengganggu mata, makin sering anak bermain gawai dan laptop maka dapat mempengaruhi kualitas matanya. Saya minta sekolah-sekolah tidak hanya melakukan pemeriksaan gigi tapi juga perlu pemeriksaan mata,” tuturnya. (*)