Poliwangi Latih Kelompok Tani Olah Sabut Kelapa Jadi Cocopeat Bernilai Jual Tinggi

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Pelatihan pembuatan cocopeat dari limbah sabut kelapa oleh Poliwangi.

Infobanyuwangi.co.id - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) melalui program pengabdian kepada masyarakat, melakukan pelatihan pembuatan cocopeat dari limbah sabut kelapa bagi Kelompok Tani Diporejo di Desa Kedayunan, Kecamatan Kabat. 

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah sabut kelapa sekaligus mendukung pengembangan produk kreatif berbasis potensi lokal.



Baca Juga : Pupuk Indonesia Perluas Program Kartini Tani Bantu Petani Perempuan Banyuwangi

Pelatihan yang digelar pada Selasa, 6 Agustus 2024, ini diikuti oleh 25 orang anggota Kelompok Tani Diporejo serta perwakilan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabat. 


Pengabdian ini dilakukan oleh tiga dosen Poliwangi. Masing-masing yakni Nanda Rusti, S.P., M.Sc., Dr. Danang Sudarso Widya Prakoso Joyo Widakdo, S.P., M.M., dan Halil, S.Pd., M.ST.


Dalam paparannya, Nanda Rusti menjelaskan pentingnya pemanfaatan limbah sabut kelapa yang selama ini belum dimaksimalkan oleh masyarakat. 


Ia menekankan bahwa sabut kelapa yang biasanya hanya dianggap sebagai limbah dan bernilai rendah, sebenarnya memiliki potensi besar jika diolah menjadi cocopeat. 




“Limbah sabut kelapa yang awalnya hanya dijual dengan harga sekitar Rp 200.000 per truk, dapat diubah menjadi cocopeat yang memiliki nilai jual hingga Rp 13.000 per 5 kilogram di pasaran," jelas Nanda, Jumat (9/8/2024).


Setelah penyampaian materi, peserta diberikan kesempatan untuk langsung mempraktikkan cara pembuatan cocopeat menggunakan mesin pencacah sabut kelapa. 


Proses dimulai dengan mencacah sabut kelapa hingga menjadi serbuk halus, yang kemudian dikeringkan dan dikemas menjadi cocopeat siap jual. Peserta juga diajarkan bagaimana cara mengemas produk agar menarik dan sesuai dengan standar pasar.


Ketua Kelompok Tani Diporejo, Tumirin menyambut baik pelatihan ini. Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Poliwangi atas inisiatif tersebut. 


"Kami sangat berterima kasih kepada Poliwangi yang telah memberikan pelatihan ini serta hibah mesin pencacah sabut kelapa,” ujar Tumirin.


Dengan pelatihan ini, Kelompok Tani berharap dapat meningkatkan produktivitas anggota dan menghasilkan cocopeat yang memiliki nilai jual tinggi. 


“Selain itu, lingkungan di Desa Kedayunan juga akan lebih bersih dari limbah sabut kelapa," sambungnya.




Selain meningkatkan nilai jual limbah, pelatihan ini juga bertujuan untuk mengurangi dampak negatif limbah sabut kelapa terhadap lingkungan. 


Limbah yang dibiarkan begitu saja dapat menjadi tempat tumbuhnya jamur dan sumber penyebaran penyakit, sehingga merugikan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan sekitar.


Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan bagi Kelompok Tani Diporejo dalam mengembangkan produk berbasis potensi lokal, sekaligus mendukung perekonomian desa melalui pengolahan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. 


Poliwangi berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan pelatihan lanjutan agar produk cocopeat yang dihasilkan dapat bersaing di pasar lokal maupun nasional.