Upaya Dispertan Banyuwangi Tingkatkan Produktivitas Ayam Petelur dan Sapi Potong

$rows[judul]

Banyuwangi - Populasi ayam petelur dan sapi potong di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus mengalami peningkatan. Hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan sektor peternakan di bawah naungan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) setempat.

Pelaksanaan tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda melalui Kepala Bidang (Kabid) Budidaya dan Usaha Peternakan, Abdurrazak mengatakan, tren positif dalam bidang peternakan terutama ayam petelur dan sapi potong di Banyuwangi tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah.



Baca Juga : Inovasi Kelompok Tani Joyo: Lampu Hijau sebagai Penangkal Hama Bawang Merah

"Kami terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga populasi ayam petelur dan sapi potong di Banyuwangi," katanya.


Salah satu upaya yang dilakukan antara lain dengan memberi pendampingan usaha peternakan berupa vitamin, obat cacing, pakan ternak untuk merangsang peternak agar terus mengembangkan usahanya.


Selain itu, Dispertan Banyuwangi juga memberikan pelatihan kepada peternak tentang cara budidaya ayam petelur dan sapi potong yang baik dan benar. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam budidaya ayam petelur dan sapi potong.


Zaky sapaan akrab Kabid Budidaya dan Usaha Peternakan Dispertan Banyuwangi menjelaskan, populasi ayam petelur per November 2023 diperkirakan mencapai 1,7 juta ekor dalam artian bisa menghasilkan telur sekitar 842,849 ton, sedangkan kebutuhan telur di Banyuwangi hanya 816,77 ton per bulan.


"Untuk stok telur ayam di Banyuwangi dipastikan aman. Dari data yang kita miliki ada surplus 25 ton telur," terangnya. 


Budidaya ayam petelur di Banyuwangi, lanjut dia, tersebar hampir di seluruh kecamatan Banyuwangi. Mulai dari Kecamatan Wongsorejo, Kalibaru, Songgon, Srono, dan terbanyak terdapat di Kecamatan Gambiran.


"Tidak hanya ayam petelur, tren positif juga ditunjukkan dalam bidang peternakan sapi potong," ungkapnya. 


Dari data yang dimiliki Dispertan Banyuwangi, kebutuhan daging sapi dalam beberapa bulan terakhir sangat aman. Meskipun sempat diterjang penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD), namun hal tersebut bisa dikendalikan dengan baik.


"Untuk kebutuhan daging sapi di Banyuwangi 178,55 ton setiap bulan. Untuk produksi daging sapi terdapat 187 ton, jadi aman," jelasnya. 


Dispertan Banyuwangi akan terus berupaya meningkatkan produktivitas peternakan agar terus menjaga populasi ayam petelur dan sapi potong. Populasi ayam petelur dan sapi potong yang tinggi merupakan salah satu faktor penting menjamin ketersediaan pangan dan salah satu upaya menjaga ketahanan pangan Banyuwangi. (*)