Infobanyuwangi.co.id - Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Jerry Sambuaga meninjau Pasar Rogojampi, Rabu (20/7/2022). Ia mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang mendorong para pedagang untuk melakukan digitalisasi transaksi.
"Saya sangat senang melihat para pedagang dapat bertransaksi dengan non-tunai. Langkah yang dilakukan oleh Ibu Bupati ini, sangat tepat untuk meningkatkan kualitas para pedagang," ungkap Jerry.
Dengan adanya transaksi non-tunai tersebut, imbuh Jerry, akan membantu pencatatan keuangan para pedagang. "Sehingga, ketika mereka membutuhkan akses modal ke perbankan akan lebih mudah. Tinggal menunjukkan buku tabungannya, maka akan mempermudah perbankan dalam memberikan penilaian," terangnya.
Pada kunjungannya tersebut, Jerry mencoba berbelanja di sejumlah pedagang. Rerata para pedagang telah menggunakan transaksi digital berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Salah satunya kepada seorang pedagang daging bernama Aminah. Ibu paruh baya itu mengaku senang dengan penggunaan QRIS tersebut.
"Enak menggunakan QRIS. Lebih aman. Uangnya tidak mudah hilang atau selip saat pengembalian," ujar perempuan yang telah berdagang daging sejak 9 tahun silam itu.
Hal yang sama juga diakui oleh Tri Puji Susilo. Pedagang bawang ini mengaku menggunakan QRIS setahun terakhir. Hal itu membuatnya semakin rajin menabung. "Yang non-tunai jarang kita ambil. Yang tunai kita putar lagi sebagai modal," aku pemuda yang melanjutkan lapak orang tuanya itu.
Berbeda lagi dengan Diah, penjual bumbu dapur. Meskipun sekarang sudah bermigrasi ke transaksi digital, dirinya agak kerepotan jika harus membayar kepada para petani atas dagangannya. "Kebanyakan para petani yang setor dagangan ke saya masih minta tunai. Jadi, ya kalau transaksinya didigital semua, harus ke ATM dulu," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mendampingi kunjungan Wamen ke Banyuwangi menyebutkan bahwa di Pasar Rogojampi sebagian besar pedagangnya telah menggunakan QRIS. "Dari 467 pedagang yang ada, 341 diantaranya sudah menggunakan QRIS," ujarnya.
Untuk pasar yang lain juga secara bertahap dilakukan digitalisasi. Dari 21 pasar, sudah ada 16 pasar yang telah menerapkan. Sedangkan para pedagangnya sendiri telah mencapai 1.211 pedagang dari total 5.544 yang terdaftar.
"Kami terus melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada para pedagang maupun masyarakat atas digitalisasi transaksi ini. Kami yakin seiring waktu transaksi cashless ini akan jadi gaya hidup. Saat ini terjadi, para pedagang di pasar kami sudah siap," pungkas Ipuk. (*)