Dongkrak Ekonomi Petani Vanili, Dosen Poliwangi Hibahkan Alat Pengering Canggih

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Tim pengabdian Poliwangi hibahkan mesin pengering canggih pada petani vanili di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari. (Infobanyuwangi.co.id).

Infobanyuwangi.co.id - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) terus menebar manfaat untuk masyarakat. Kali ini menyasar pada petani vanili di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari.

Tim pengabdian Poliwangi terdiri dari Subono, S.T., M.T, Danang Sudarso Widya Prakoso Joyo Widakdo, S.P.,M.M, Alfin Hidayat, S.T., M.T, dan Vivien Arief Wardhany, S.T,M.T, memberikan pelatihan kepada petani vanili di desa setempat.



Baca Juga : Jelang KTT G20, Banyuwangi Gelar Simulasi Tanggap Darurat di Obvitnas Jawa Bali

Selain memberikan pelatihan, sejumlah dosen pengabdian Poliwangi itu, juga memberikan alat hibah berupa alat pengering guna menunjang produksi pertanian vanili mereka.


Perwakilan Dosen Pengabdian Poliwangi Subono mengatakan, mayoritas pekerjaan masyarakat di Desa Gintangan adalah petani. Salah satunya adalah budidaya vanili.




Seperti kebun vanili milik petani setempat bernama Danil. Rata-rata mereka memproduksi hasil panen buah vanili dengan cara dikeringkan dijual basah.


"Dikarenakan proses pengeringan buah vanili cukup rumit dan memakan waktu yang lama. Sehingga mayoritas petani menjual hasil panennya dalam bentuk basah," beber Subono, Kamis (13/10/2022).


Hal tersebut, kata dia, sangat berpengaruh pada harga buah vanili. Adapun rinciannya, vanili basah dijual dengan harga Rp 300 - Rp 700 ribu per kilogramnya. Sedangkan vanili basah kering bisa mencapai harga Rp 3 - 5 juta per kilogramnya.


"Sehingga hasil yang didapat oleh petani masih sedikit. Apalagi proses pengeringan polong vanili yang dilakukan masih secara tradisional," bebernya.




Masih kata Subono, rata-rata petani vanili di Desa Gintangan mengeringkan dengan ditaruh di bawah sinar matahari. 


"Namun sebelum dilakukan proses penjemuran vanili, harus melalui proses pelayuan dan pemeraman terlebih dahulu untuk menghilangkan sel klorofil pada buah vanili dan meningkatkan kadar vanili yang terkandung," jelasnya.


Berangkat dari persoalan tersebut, tim pengabdian Poliwangi mencoba memberikan solusi kepada petani vanili di Desa Gintangan. 


Solusinya dengan memberikan pelatihan dan menghibahkan alat pengering vanili menggunakan metode kendali fuzzy logic berbasis internet of things pada Kelompok Tani Vanili desa setempat.




"Mereka kita beri edukasi terkait bagaimana cara mengeringkan plong vanili menggunakan teknologi alat pengering vanili otomatis, agar petani dapat melakukan pengeringan secara mandiri dan dapat mengefisiensi waktu pengeringan. Hasil yang didapat oleh petani sendiri pun jauh lebih banyak," paparnya.


Selain pelatihan terkait penggunaan teknologi yang dilakukan, lanjut Subono, pihaknya juga melakukan penyuluhan terkait potensi pasar yang dapat ditargetkan oleh petani. "Jadi sebagai acuan penjualan vanili kering serta potensi apa saja yang dapat dihasilkan oleh tanaman buah vanili tersebut," pungkasnya.