DPU Pengairan Banyuwangi Siapkan Ritual Bubak Bumi di Dam Karangdoro, Angkat Tema Sewu Ancak

$rows[judul]

Banyuwangi – Dalam rangka mempersiapkan ritual tradisional “Bubak Bumi,” Dinas PU Pengairan Banyuwangi menggelar rapat koordinasi dengan seluruh Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air (GHIPPA) dari Daerah Irigasi (DI) Baru dan Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) di seluruh wilayah Banyuwangi. Rapat ini bertujuan memastikan kesiapan teknis dan logistik acara yang akan diselenggarakan pada 30 September 2024 di Dam Karangdoro dengan tema "Sewu Ancak."

Ritual Bubak Bumi merupakan tradisi yang telah diwariskan turun temurun oleh para petani untuk menandai dimulainya musim tanam, khususnya musim tanam padi. Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, menjelaskan bahwa ritual ini bertujuan untuk memohon keberkahan agar musim tanam berjalan lancar dan terhindar dari masalah seperti serangan hama atau cuaca buruk.

“Bubak Bumi adalah simbol harapan dan doa para petani agar proses penanaman hingga panen dapat berjalan tanpa hambatan. Ini juga menjadi momen penting untuk memperkuat kebersamaan di antara komunitas petani,” ujar Guntur.


Baca Juga : Dinas PU Pengairan Banyuwangi Salurkan 127 Pipa SR di Kaligondo

Ritual ini akan dikemas dalam tema "Sewu Ancak," yang merujuk pada seribu ancak—wadah tradisional dari anyaman bambu yang biasanya digunakan untuk membawa hasil bumi atau sesaji. Dalam ritual ini, ancak akan diisi dengan berbagai hasil bumi serta makanan tradisional, yang nantinya akan dipersembahkan sebagai bentuk syukur dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Guntur juga menekankan bahwa Bubak Bumi bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga upaya melestarikan budaya lokal sekaligus mengenang sejarah penting Dam Karangdoro. Dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1921, dam ini memiliki peran vital dalam mendukung sistem pengairan pertanian di Desa Karangdoro dan sekitarnya.

“Ritual ini juga menjadi momentum untuk mengenang sejarah dam yang telah berkontribusi besar bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Kami berharap acara ini bisa memperkuat solidaritas petani dalam menjaga sumber daya air yang ada,” tambahnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut, dibahas pula berbagai persiapan teknis untuk memastikan kelancaran acara, termasuk pengaturan jadwal, distribusi logistik, dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. GHIPPA dan Korsda di seluruh wilayah Banyuwangi diimbau untuk terlibat aktif demi suksesnya ritual ini.

Guntur juga mengajak seluruh masyarakat, petani, dan aparat desa untuk turut serta dalam acara Bubak Bumi ini. Menurutnya, partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat akan menjadi kunci kesuksesan acara dan memberikan keberkahan bagi seluruh warga yang terlibat.

“Kami harap dukungan dari semua pihak dapat membawa kelancaran dan kesuksesan dalam acara ini, serta keberkahan bagi masyarakat dan para petani,” pungkas Guntur.