Fenomena Waterspout di Selat Bali, BMKG Banyuwangi: Jarang Terjadi

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Fenomena waterspout di Selat Bali, Selasa (11/1) kemarin. (Tangkapan layar).

Infobanyuwangi.co.id- Fenomena alam mirip puting beliung terjadi di Selat Bali, Selasa (11/1) kemarin. Fenomena tersebut terpantau sekitar pukul 12.30 WIB dan diabadikan hingga viral di media sosial.

Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Banyuwangi, fenomena alam yang terjadi di Selat Bali merupakan fenomena waterspout.



Baca Juga : Cek Daftar Aneka Kuliner Kokoon Hotel Banyuwangi yang Wajib Kalian Coba

Fenomena waterspout terbentuk dari awan cumulonimbus atau biasa disebut awan Cb. Awan ini biasanya mendung gelap yang mengandung banyak air dan petir.


"Jadi dinamakan fenomena waterspout karena terjadi di permukaan air. Sementara kalau di darat namanya puting beliung," terang Prakirawan BMKG Banyuwangi, Dita Purnamasari, Rabu (12/1).


Dita menerangkan, ciri-ciri atau karakteristik waterspout biasanya terjadi bersifat lokal, dalam periode waktu yang singkat. Umumnya antara 5-10 menit.


"Fenomena ini tidak bisa diprediksi dan jarang terjadi, karena memang di bulan Januari-Februari 2022 ini merupakan puncak musim penghujan," ucap Dita.


Pihaknya mengimbau, agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca buruk di puncak musim penghujan ini.


"Dikarenakan puncak musim hujan terjadi peningkatan curah hujan, waspada juga terhadap peningkatan kecepatan angin hingga petir," ujarnya.


BMKG juga membeberkan perkiraan cuaca beberapa hari kedepan. "Cuaca masih sama, berpotensi hujan ringan hingga sedang, terjadi di siang hingga sore hari," tutupnya. 


Fenomena waterspout di Selat Bali kemarin, berdampak pada aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk. 


Penyeberangan yang biasa melayani dari Banyuwangi menuju Bali itu sempat ditutup sementara akibat cuaca buruk waterspout. (Rif/Qin)