Infobanyuwangi.co.id- Kasus penganiayaan yang dialami siswa kelas 10 oleh sejumlah seniornya di SMKN 1 Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi brrakhir damai. Pihak keluarga mencabut laporan, akan tetapi anaknya masih terima ejekan oleh seniornya.
Sebelumnya RFT (16) siswa kelas 10 di sekolah setempat, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan ketiga seniornya. Korban dipukuli bahkan di hantam menggunakan paralon oleh salah satu pelaku. Alhasil tubuh korban di penuhi luka lebam dan memar. Untuk itu pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Banyuwangi.
Dari hasil mediasi yang dilakukan di Polresta Banyuwangi pada Jumat (4/2) kemarin, yang dihadiri keluarga korban serta pelaku yang diwakili oleh Kepala Sekolah beserta jajaran para guru, berakhir dengan kesepakatan damai dan pihak keluarga korban bersedia mencabut laporan.
Kanit PPA Polresta Banyuwangi Ipda Devi mengatakan proses mediasi berjalan lancar, serta menemui titik temu yang baik untuk keluarga korban, pelaku dan pihak sekolah. "Sudah disepakati oleh masing - masing pihak dan sekolah," jelasnya.
Ibu korban Ratna mengatakan pihaknya sudah ikhlas atas kejadian tersebut. Kendati anaknya RFT sudah mau masuk sekolah sejak senin (31/1). Akan tetapi tetap mengalami ejekan yang dilakukan para senior lainya sehingga mengganggu psikologis korban.
"Yang mana anaknya, Oh itu ? Gede badannya doang, tapi anak saya tidak menggubris hal itu," ujarnya.
Sampai saat ini kondisi korban masih terganggu, adapun proses pemulihan luka memar di sekujur badan. Untuk itu korban masih terus kontrol kesehatan dan melakukan perawatan ke dokter.
"Kami terus menyemangatinya agar mau sekolah, ini kan masih melakukan kontrol ke dokter untuk proses penyembuhan," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMKN 1 Kalipuro Panuri mengatakan pihaknya menjamin dan menjaga RFT agar tidak terjadi pembullyan yang dilakukan siswa lainya.
"Kami menjaga agar tidak terjadi pembullyan yang dilakukan siswa lainya," ujarnya.
Kepala sekolah yang baru menjabat 3 bulan tersebut akan merubah sistem yang ada, sehingga kasus tersebut tidak terulang lagi di SMKN 1 Kalipuro.
"Kami akan membuat peraturan agar hal itu tidak terjadi, kami juga memposisikan para petugas untuk tidak lenggah memantau dan menjaga supaya tidak ada lagi kasus yang serupa," tutupnya. (rif/qin)