Infobanyuwangi.co.id- Dorong peningkatan produksi pertanian, Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), edukasi petani memanfaatkan limbah jerami menjadi pupuk kompos.
Sasaran kali ini masih petani di Dusun Krajan, Desa Tambong, Kecamatan Kabat. Mereka tergabung dalam Kelompok Tani Randu Agung yang beranggotakan 30 orang.
Poliwangi melalui tim pengabdiannya hadir untuk membantu petani. Mereka yang tergabung adalah Sandryas Alief Kurniasanti, S.ST., M.M selaku Ketua Tim dan Pemateri dengan anggota Abdul Holik, S.TP., M.Sc.
Menurut Sandryas, Desa Tambong merupakan mitra Poliwangi, sedangkan permasalahan yang dihadapi petani setempat yakni menumpuknya limbah pertanian padi berupa jerami, serta kurangnya kesadaran para petani tentang sistem pertanian organik.
"Pertanian organik sendiri merupakan sistem pertanian yang menggunakan bahan-bahan organik sebagai sumber penyuplai nutrisi pada tanaman. Sehingga mampu mencegah timbulnya residu bahan kimia pada bahan pangan serta menjamin keamanan pangan bagi konsumen," bebernya.
Atas persoalan tersebut, tim Poliwangi mencoba memberikan solusi dengan pemanfaatan limbah jerami padi menjadi kompos guna meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi para petani setempat.
"Teknis pelaksanaan program ini adalah dengan memberikan pelatihan teknis tentang cara pembuatan kompos jerami padi dan mendampingi implementasinya," kata Sandryas.
Dia menjelaskan, teknik pengomposan sendiri awalnya membuat bentuk kotak menggunakan ajir dari bambu berukuran 3 x 3 meter untuk menempatkan tumpukan jerami di lahan sawah atau bisa disesuaikan dengan kondisi lahan atau tempat pengomposan jerami.
"Kemudian menambahkan EM4, tetes tebu, dan dedak pada tumpukan jerami padi sambil selalu diari secara merata dan tidak tergenang," sambungnya.
Selanjutnya mencampurkan seluruh bahan dengan rata dan seluruh jerami padi tercampur dengan semua larutan.
Campuran bahan kompos yang sudah rata ditutup dengan menggunakan terpal plastik dan diberi pemberat pada bagian bawahnya agar tidak mudah terbuka.
Setelah itu, menunggu proses pengomposan selama tiga minggu dengan melakukan pembukaan pada terpal dan mengaduk bahan secara rutin setiap tiga hari sekali.
"Langkah terakhir mengamati karakteristik pupuk kompos yang sudah jadi yaitu memiliki ciri-ciri tidak berbau, bertekstur remah seperti tanah yang mengandung banyak bahan organik dan kompos jerami padi ini siap untuk diaplikasikan," jelasnya.
Aplikasi pupuk kompos ini, lanjutnya, dilakukan dengan menaburkan kompos ke permukaan sawah yang sudah diolah dan siap untuk ditanami.
"Kami juga melakukan monitoring selama pelaksanaan kegiatan dan setelah pelaksanaan kegiatan. Tentu dengan harapan ada tindak lanjut penerapan teknologi khususnya pemanfaatan kompos jerami untuk usaha pemulihan kesehatan dan kesuburan lahan sawah petani," pungkasnya.