Risiko Kematian Rendah, Disperta Banyuwangi Imbau Peternak Tak Panik Menyikapi PMK

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Ternak di Banyuwangi (istimewa)

Infobanyuwangi.co.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah melanda Banyuwangi sejak beberapa minggu lalu. Gonjang-ganjing informasi tentang risiko fatal akibat penyakit tersebut membuat para peternak itu dirundung keresahan.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veterine, Dinas Pertanian Pangan Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto mengatakan, saat ini PMK di Banyuwangi sudah mencapai 200 an temuan kasus.

Kendati demikian ia meminta peternak tidak panik, karena PMK adalah jenis penyakit yang dapat disembuhkan. Risiko kematiannya pun juga tergolong rendah.


Baca Juga : Wanita di Banyuwangi Curi Ponsel Saat Bertamu ke Rumah Tetangga

"Artinya ini harus diluruskan dan memberi ketenangan pada peternak bahwa PMK ini dapat disembuhkan dan tingkat risiko kematian itu rendah. Penyakit ini juga tidak menular pada manusia dan dagingnya ternak yang terpapar masih bisa dikonsumsi," kata drh. Nanang saat dikonfirmasi, Senin (13/6/2022).

Karena dirundung kekhawatiran berlebih, lanjut Nanang, saat ini banyak dari peternak yang mengalami panic selling. Dimana peternak rela menjual ternaknya meskipun dengan harga yang sangat rendah.

"Karena peternak pada panic selling mereka menjual ternaknya dengan harga yang sangat, sangat, sangat murah," ujarnya.

Menanggapi kasus kematian belasan ternak secara mendadak yang terjadi di Kecamatan Licin, Nanang menyebut bila ternak itu mati bukan karena PMK melainkan karena kembung. 

"Dan tidak mungkin kematian itu secara sporadis, tiba-tiba geruduk mati semua, kemungkinan itu sangat kecil. Semuanya serba mungkin tapi secara teoritis itu kemungkinannya kecil," kata dia.

Nanang meminta para peternak supaya lebih fokus melakukan upaya-upaya pencegahan.

Ia meminta perternak tetap fokus melakukan berbagai upaya pencegahan seperti menjaga pola kebersihan kandang dan penerapan biosecurity untuk mengetahui ada dan tidaknya penyakit ternak.

"Kita hari ini harus waspada PMK, tapi bukan berarti untuk menjustifikasi bahwa semua kejadian mengarah PMK. Kita juga memiliki dokter hewan maupun paramedik kesehatan hewan yang bila dijumlah sekitar 150 orang yang siap memberikan pelayanan kepada peternak yang ternaknya terkena PMK," pintanya.