Upaya Komprehensif Dinkes Banyuwangi dalam Penanggulangan Kesehatan Jiwa Masyarakat

$rows[judul]

Banyuwangi - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi menggelar Rapat Koordinasi penguatan lintas sektor dalam upaya pencegahan dan pengedalian masalah kesehatan jiwa di kabupaten Banyuwangi.

Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Blambangan hotel Kokoon yang berlokasi di Dadapan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Kamis (7/12/2023) pukul 08.30 WIB.

Dalam meningkatkan pertisipasi peran dalam penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat, Dinkes mengundang hadirkan beberapa SKPD terkait, untuk hadir sebagai Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).


Baca Juga : Dinkes Banyuwangi Instruksikan Puskesmas dan Rumah Sakit Siaga Hadapi Gelombang Baru Covid-19

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat mengungkapkan, bahwa saat ini TPKJM, sudah ditetapkan di tingkat Provinsi, di tingkat Jawa Timur, maupun di tingkat Nasional, oleh Bupati Banyuwangi.

Dia menginginkan untuk memperkuat kolaborasi dalam penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat secara kolaboratif, dengan dukungan dari seluruh instansi terkait.

Dalam acara Rapat Koordinasi berlangsung, dalam sambutannya Amir menyampaikan, bahwa ada problem yang diperkirakan akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

"Ada Anxiety Disorder, kecemasan yang meningkat. Sekarang ini lagi ada Pileg, Pilpres, Pilkada, dan ini kecemasan bisa jadi akan meningkat, Karena effort dan kompetisi yang tinggi," ujarnya.

"Dan yang kedua ada problem depression disorder, Ada depresi yang diberikan akan meningkat di beberapa waktu ke depan," lanjutnya.

Dari hal tersebut, Dinkes berupaya menyelenggarakan kegiatan Rapat Koordinasi ini, supaya di samping upaya kolaboratif, juga ada upaya komprehensif yang mencakup aspek promotif, preventif, dan operatif.

"Kita akan kuatkan bagaimana peran teman-teman dari Dinas Pendidikan misalnya, para guru ini terus berhubungan dengan siswanya, para ustad -ustadzah di pesantren, yang berhubungan dengan para santrinya, supaya di antisipasi kesehatan jiwa yang dimungkinkan akan terjadi, itu bisa diminimalisir. Nah ini di sisi upaya promotif, preventifnya," ungkapnya.

Selanjutnya, Amir mengatakan bahwa juga akan memperkuat upaya kuratif, seperti peningkatan pelayanan di bidang psikologi dan dari dokter spesialis jiwa, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas dan kaferet layanan.

Sementara itu Amir Hidayat mendapatkan data dari kementerian kesehatan, bahwa 5 sampai 6 persen masyarakat Indonesia mengalami gangguan jiwa mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat.

"Kalau di kabupaten Banyuwangi belum ditemukan keseluruhan, sementara ada 3 ribuan yang ditemukan. Kita harap penemuan kasusnya bisa meningkat, penanganannya juga bisa ditingkatkan," jelasnya.

Amir berharap bahwa dengan peningkatan penanganan, diharapkan jumlah kasus yang terjadi dapat mengalami penurunan. Dinas Kesehatan juga akan berupaya keras untuk mengurangi jumlah kasus tersebut.