Warga Banyuwangi Kembangkan Usaha Minyak Bekatul Skala Rumahan

$rows[judul]

Banyuwangi – Warga Desa Kajarharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, kini mulai mengembangkan bisnis minyak bekatul berbasis industri rumahan. Minyak ini merupakan hasil kolaborasi antara masyarakat setempat dan tim peneliti dari Universitas PGRI Banyuwangi (UNIBA) yang telah dimulai sejak setahun lalu. Kini, para peneliti fokus memberikan pelatihan agar warga mampu memproduksi minyak bekatul secara mandiri.Megandhi Gusti Wardhana, anggota tim pengabdian UNIBA, menjelaskan bahwa minyak bekatul, atau dikenal sebagai rice bran oil, dihasilkan dari pengolahan kulit ari beras. Minyak ini termasuk dalam kategori lemak tak jenuh dan diklasifikasikan sebagai minyak sayur yang sehat.

"Minyak bekatul sudah mulai diproduksi di Desa Kajarharjo setahun terakhir. Saat ini, kami melakukan workshop untuk meningkatkan kualitas produksi serta mempersiapkan strategi pemasaran agar produk ini bisa lebih dikenal luas," ujar Megandhi.

Fokus pada Peningkatan Kualitas dan Inovasi Pengemasan

Salah satu tantangan utama dalam pengembangan produk ini adalah mempertahankan kualitas minyak. Sebelumnya, kualitas minyak bekatul menurun akibat pengemasan yang tidak optimal, sehingga produk cepat tengik dan tidak layak jual. Minyak yang diproduksi disaring menggunakan alat sederhana dan dikemas dalam botol kaca bekas dengan penutup plastik, menyebabkan minyak rusak dalam waktu singkat.

Untuk mengatasi masalah ini, tim pengabdian UNIBA memperkenalkan inovasi pengemasan dengan menggunakan mesin filling liquid yang lebih modern, serta menambahkan zat pengawet butylated hydroxyanisole (BHA) untuk memperpanjang masa simpan minyak.

Pendampingan Kewirausahaan dan Pemasaran Digital

Selain peningkatan kualitas produk, tim UNIBA juga memberikan pelatihan kewirausahaan, pengelolaan keuangan, dan pemasaran digital kepada para ibu-ibu petani di Desa Kajarharjo. Sebelumnya, produk minyak bekatul telah dipasarkan, namun dalam skala terbatas dan dengan tampilan yang kurang menarik. Melalui pelatihan ini, diharapkan warga dapat lebih kreatif dalam mengemas dan memasarkan produk mereka, baik secara langsung maupun melalui platform digital.

"Kami melatih warga untuk memahami teknik pengemasan yang menarik dan strategi pemasaran agar produk bisa lebih mudah diterima pasar," tambah Megandhi.

Dengan adanya program ini, diharapkan pendapatan para petani padi di desa tersebut dapat meningkat. Tim pengabdian optimis bahwa dengan pengemasan yang lebih baik dan strategi pemasaran digital, produk minyak bekatul dari Desa Kajarharjo memiliki potensi besar untuk menembus pasar yang lebih luas.