Ditengah Pelaksanaan Pilkades, Warga Sukorejo Kisruh Perkara Sertipikat Tanah

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Istimewa

BANYUWANGI - Warga Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, tengah dihangatkan dengan isu sertipikat tanah. Warga banyak yang merasa terdzolimi. 

Kekecewaan itu bermula saat sejumlah warga Desa Sukorejo, hendak mengurus sertifikat tanah secara reguler. Kabar yang berkembang, warga meminta bantuan pihak pemerintahan desa. 

Kala itu Desa Sukorejo belum mendapat program sertifikat PTSL dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Banyuwangi. Maka jangan heran, biaya yang harus dibayarkan oleh warga hingga jutaan rupiah.


Baca Juga : BSI Bantu Serah Terima Sertipikat PTSL, Wujud Nyata Kepedulian Terhadap Masyarakat

Namun, sertifikat yang diharapkan masyarakat itu tak kunjung jadi. Hingga akhirnya Desa Sukorejo, mendapat program sertifikat PTSL dari BPN Banyuwangi.

Isu yang berkembang, sertifikat tanah yang diurus sejumlah warga melalui pihak pemerintahan desa tersebut akhirnya diikut sertakan dalam program PTSL. Padahal, biaya yang sudah disetorkan jumlahnya jutaan rupiah. Sedang biaya program PTSL hanya Rp150 ribu per bidang.

Kejadian itulah yang dikabarkan berbuntut kekecewaan warga, lantaran merasa terdzolimi. Tapi sayang, terkait isu yang mencoreng pelaksanaan program sertifikat PTSL ini, Kepala Desa (Kades) Sukorejo, Samsudin, enggan berkomentar. Pria yang kembali maju dalam kontestasi Pilkades di Desa Sukorejo tersebut tidak menjawab pertanyaan dari wartawan.

Untuk diketahui, dalam Pilkades di Desa Sukorejo, terdapat 4 orang kandidat Calon Kepala Desa (Cakades). Mereka adalah Moh. Qowim, SE, dinomor urut 1, Hari Poernomo, dinomor urut 2, Sugito nomor urut 3 dan Samsudin dinomor urut 4. Mendekati masa pemilihan, mereka makin saling bersaing dengan menyuguhkan visi misi terbaik. 

Namun, dari pantauan dilapangan, visi misi salah satu Cakades di Desa Sukorejo, tampak paling mentereng. Ya, dia mengusung jargon HEBAT dalam visi. Kandidat tersebut adalah Moh. Qowim, SE, si kandidat Cakades nomor urut 1, dalam perhelatan Pilkades di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo.

Dari papan pengumuman serta flyer yang beredar, visi HEBAT yang diangkap oleh Qowim, merupakan kepanjangan dari Harmonis Guyub Rukun, Etika dan Beragama, Berkolaborasi, Amanah dan Terbuka.

“Sukorejo HEBAT, Menuju Desa Mandiri,” begitu visi Qowim seperti yang tertera dalam flyer visi misi Calon Kepala Desa Sukorejo.

Dalam misi, Cakades Desa Sukorejo nomor urut 1 ini juga mengedepankan kerukunan dan kehidupan harmonis dikalangan masyarakat. Dan yang istimewa, dalam program kerja, Qowin tegas akan mengedepankan pelayanan prima serta pembangunan jalan usaha tani. 

“Pembangunan jalan usaha tani di batas Sukorejo-Ringintelu, pasar krempyeng ketimur, SD 2 Sukorejo ke timur, batas Sukorejo-Kesilir,” begitu penjabarannya.

Kandidat Cakades Sukorejo, nomor urut 2, Hari Pernomo, juga tak mau kalah. Dia menawarkan 2 poin visi. Yakni terwujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Desa Sukorejo.

Untuk misi, Hari mengusung, mewujudkan pemerintahan desa yang jujur, bersih dan berwibawa. Meningkatkan profesionalisme dan meng aktifkan seluruh lembaga dan perangkat desa serta lainnya.

Kandidat Cakades Sukorejo nomor urut 3, Sugito, menawarkan visi terwujudnya Desa Sukorejo yang BERAHMAT (Bersih, Rukun, Adil, Aman dan Sejahtera). Untuk misi Sugito, nampak memendam gejolak serta ketidakpuasan.

“Menyelenggarakan pemerintahan desa yang bersih demokratis dan terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta bentuk-bentuk penyelewengan lainnya,” begitu misi pertama yang dia bawa.

Sementara itu, kandidat Cakades Sukorejo nomor urut 4, Samsudin, mambawa visi terwujudnya Desa Sukorejo INDAH BERSAHAJA (Inovasi, Dinamis, Bercahaya, Bersih, Aman, Harmonis dan Sejahtera).

Berdasar visi misi serta informasi dilapangan, persaingat sengit antara Cakades Sugito dan Samsudin, terjadi dalam Pilkades di Desa Sukorejo. Sugito adalah Cakades Sukorejo yang berdomisili di Dusun Sukorejo. Namun disebut-sebut massa mayoritasnya ada di Dusun Sukomukti.

Sedang Sugito, tinggal di Dusun Sukomukti, namun pendukungnya kebanyakan warga Dusun Sukorejo.

Dikabarkan, jika Samsudin, si Cakades incumben 2 kali periode ditakdirkan menang, diprediksi perseteruan antara keduanya tetap akan terjadi.

Dengan para pendukung militan, kondisi serupa diperkirakan juga akan terjadi ketika Sugito berhasil mengeruk suara dukungan masyarakat Desa Sukorejo. 

Untungnya, dalam Pilkades kali ini, masyarakat Desa Sukorejo, memiliki kandidat alternatif. Yakni kandidat nomor urut 1, Moh. Qowim, SE. Meski pendatang baru, dia terbilang bisa diterima oleh seluruh elemen masyarakat Desa Sukorejo.

Namun untuk hasil akhir, semua akan terungkap pada 25 Oktober 2023 mendatang. (*)