Kadinkes Banyuwangi: Segera Lapor Jika Alami Gejala Monkeypox

$rows[judul]

Banyuwangi – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit Monkeypox (cacar monyet) di wilayah tersebut. Langkah ini diambil menyusul adanya laporan kasus Monkeypox di beberapa daerah di Indonesia.


Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada kasus Monkeypox yang terkonfirmasi di Banyuwangi. Namun, ia menekankan pentingnya pencegahan dini dan edukasi kepada masyarakat mengenai gejala dan cara penyebaran penyakit ini.


Baca Juga : Poliwangi Bersama Warga Olah Limbah Minyak Jelantah jadi Produk Sabun Bernilai Ekonomis Tinggi


“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Banyuwangi untuk tetap waspada dan segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala seperti demam, ruam kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Jangan panik, namun pencegahan dini sangat penting,” kata Amir Hidayat.


Dinkes Banyuwangi juga mengingatkan masyarakat agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menghindari kontak langsung dengan hewan liar yang berpotensi menularkan virus Monkeypox. Amir Hidayat juga menambahkan bahwa masyarakat diharapkan untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, guna menghindari kepanikan.


“Kami sedang melakukan pengawasan ketat dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memantau perkembangan situasi. Semoga masyarakat Banyuwangi tetap tenang dan bersama-sama kita bisa mencegah penyebaran Monkeypox,” tutupnya.


Monkeypox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang dapat menyebar dari hewan ke manusia atau antar manusia. Penyakit ini memiliki gejala mirip dengan cacar air, namun biasanya lebih ringan. Pengobatan dini sangat dianjurkan untuk meminimalkan komplikasi.


Dengan adanya imbauan ini, Dinkes Banyuwangi berharap masyarakat semakin waspada dan menjaga kesehatan diri serta keluarganya, terutama di tengah situasi penyakit yang berpotensi menular ini. (*)