Kolaborasi Poliwangi dan Desa Gitik, Ubah Limbah Ampas Tahu Jadi Tepung Bergizi dan Bernilai Ekonomi

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Tim Poliwangi bersama warga dan pemilik pabrik tahu usai pelatihan olah ampas tahu jadi tepung bergizi.

Infobanyuwangi.co.id - Politeknik Negeri Banyuwangi kembali menghadirkan inovasi melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kali ini, tim dosen melatih masyarakat mengolah ampas tahu menjadi tepung bernilai.

Pelatihan berlangsung di Pabrik Tahu Pak Badrun, Dusun Krajan, Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi. Kegiatan ini bertujuan mengoptimalkan potensi ekonomi sirkular melalui pemanfaatan limbah produksi tahu.

Kegiatan PKM ini dilaksanakan oleh tim dosen Poliwangi. Diantaranya Ni Luh Putu Yuniantari, S.Pd., M.Si (Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri), Dini Nastiti Anjarsari, S.TP., M.P. (Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri), dan Erlin Susilowati, S.P., M.Biotek. (Program Studi Teknologi Tanaman Pangan).


Baca Juga : Dari Limbah Jadi Tepung Bernilai: Kolaborasi Poliwangi dan Desa Jambewangi Ciptakan Produk Inovatif

Mereka juga dibantu oleh mahasiswa Filzatus Zahra, Vanesa Putri Indrawati, dan Achmad Ababil Hariadi. Pelatihan dilaksanakan Selasa, 26 Agustus 2025.


Ketua Tim PKM, Ni Luh Putu Yuniantari mengatakan, selama ini, ampas tahu hanya dijual sebagai pakan ternak atau bahan tempe gembus. Namun, teksturnya yang lembek membuatnya kurang diminati konsumen rumah tangga.

"Jika tidak segera terjual, ampas tahu berisiko menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan sekitar. Padahal, kandungan gizi dalam ampas tahu sangat tinggi," katanya.

Penelitian menunjukkan ampas tahu mengandung protein dan serat tinggi, sehingga berpotensi menjadi bahan baku alternatif pangan. Pengolahannya menjadi tepung dapat memperpanjang umur simpan produk.

Melalui metode sederhana namun inovatif, ampas tahu bisa diolah menjadi tepung bergizi. Tepung ini multifungsi, dapat dijadikan bahan dasar berbagai olahan makanan.

Produk olahan berbasis tepung ampas tahu mencakup bolu kukus, nugget, dimsum, hingga aneka kue. Selain bernilai ekonomi, juga membuka peluang lahirnya industri rumahan.


Peserta terdiri dari pemilik pabrik tahu, pegawai, hingga ibu rumah tangga sekitar. Antusiasme tinggi terlihat saat mengikuti sesi praktik dan diskusi bersama para dosen.

Dalam program ini, tim juga menyerahkan hibah alat produksi seperti blender, sealer, ayakan tepung 80 mesh, dan nampan logam untuk mendukung keberlanjutan usaha.

"Pelatihan ini bukan hanya mengurangi limbah, tapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Kami ingin masyarakat mandiri dan produktif," ujar Ketua Tim PKM, Ni Luh Putu.

Hasil pelatihan menghasilkan tepung ampas tahu berkualitas. Produk ini menjadi bukti nyata bagaimana inovasi sederhana dapat mengubah limbah menjadi sumber gizi sekaligus penggerak ekonomi masyarakat lokal. (*)