Poliwangi Dorong Kesejahteraan Kelompok Ternak Lewat Teknologi Pakan Inovatif

$rows[judul]

Infobanyuwangi.co.id - Dosen Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) telah berhasil memberikan solusi inovatif kepada kelompok peternak di Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring melalui kolaborasi dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). 

Kolaborasi ini dipimpin oleh Mohammad Abdul Wahid, S.T., M.T. dari Program Studi Teknologi Manufaktur Mesin, dengan anggota Anis Usfah, S.Pt., M.Si dari Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Ternak, dan Abdul Rohman, S.T., M.T. dari Program Studi Teknik Manufaktur Kapal. Mereka juga dibantu oleh Edy Sanchoko sebagai perakit dan operator mesin.



Baca Juga : Ditengah Pelaksanaan Pilkades, Warga Sukorejo Kisruh Perkara Sertipikat Tanah

Solusi alternatif yang diusulkan dalam program PKM ini adalah memanfaatkan janggel jagung sebagai bahan tambahan pakan fermentasi. Teknologi pakan fermentasi ini dibuat dari janggel jagung untuk membantu peternak kambing dalam menciptakan pakan inovatif yang kaya nutrisi. 


"Keunggulan dari teknologi ini adalah waktu pembuatan yang singkat dan kemampuan penyimpanan yang lebih lama," ucap Ketua Pengabdian, Mohammad Abdul Wahid, Selasa, 24 Oktober 2023.




Wahid berkata, pakan memiliki peran penting dalam dunia peternakan, dan sekitar 80% biaya produksi digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pakan. Pakan biasanya diperoleh dari hijauan seperti daun jagung, rumput-rumputan, atau jerami melalui aktivitas seperti menyabit rumput. 


"Namun, salah satu permasalahan yang dihadapi peternak adalah pemenuhan jumlah dan kualitas pakan hijauan yang sangat dipengaruhi oleh musim," ungkapnya.


Indonesia, lanjutnya, memiliki dua musim, yaitu penghujan dan kemarau. Musim penghujan melimpah dalam hal jumlah hijauan, tetapi kualitasnya rendah karena tingginya kandungan air. Di sisi lain, musim kemarau membuat sulitnya menemukan hijauan berkualitas, dan kualitas air pun tidak ideal. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya pemenuhan nutrisi bagi ternak.


Permasalahan lain adalah pakan hijauan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, kebutuhan pakan ternak melalui aktivitas menyabit rumput harus dilakukan setiap hari. 




Dalam menghadapi tantangan ini, tim dosen Poliwangi memberikan bantuan alat berupa Pencacah Rumput dan Mesin Penggiling Janggel Jagung kepada warga setempat. Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan terkait pembuatan pakan fermentasi dengan memanfaatkan janggel jagung sebagai bahan tambahan.


"Kami berharap inovasi ini dapat membantu peternak kambing di Desa Tamanagung dalam menghadapi tantangan pemenuhan pakan hijauan yang lebih baik, terutama di masa-masa sulit seperti musim kemarau. Kolaborasi dengan komunitas adalah bagian penting dari upaya kami dalam memberikan solusi konkret kepada masyarakat," ungkapnya.


Solusi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kelompok peternak dan meningkatkan produksi ternak mereka.