Poliwangi Dorong Optimasi PAD Banyuwangi di Sektor Pajak Pariwisata

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Forum FGD foto bersama usai membahas strategi optimasi pajak daerah di sektor pariwisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi. (Infobanyuwangi.co.id).

Infobanyuwangi.co.id- Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) turut mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi di sektor pajak. Adapun PAD dimaksud terfokus pada strategi optimasi pajak daerah di sektor pariwisata.

Tim Dosen Poliwangi terdiri dari Jemi Cahya Adi Wijaya, Masetya Mukti, Ayu Wanda Febrian, Aditya Wiralatief Sanjaya, serta ada perwakilan dosen IAI Ibrahimy Genteng Emi Hidayati, menggelar Focus Group Discussion (FGD).



Baca Juga : Tertarik dengan Kearifan Bumi Blambangan, Media asal Tunisia Kunjungi Banyuwangi

"FGD ini fokus membahas tentang strategi optimasi pajak daerah di sektor pariwisata untuk meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Banyuwangi," jelas salah satu Dosen Poliwangi, Masetya Mukti, Senin (17/10/2022).




Dalam pelaksanaan FGD ini, turut dihadiri Kasubid Pemerintahan dan Sosial Budaya Bappeda Daru Surya, Kasubid Penagihan Bapenda Armiastuti, Subid Pendataan PDL Bapenda Indah Iswantini, Ketua PHRI Zaenal M, Kasubid Ekonomi Bappeda A. Rizal Sani, serta Sekdir Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Choliqul Ridho.


Masetya Mukti menjelaskan, ada beberapa topik yang dibahas dalam FGD ini. Diantaranya perhitungan tingkat kunjungan wisatawan secara konkrit. Namun, masih kata dia, dalam perhitungan itu pihak terkait masih mengalami kendala.


"Karena belum ada formula yang dapat memberikan perhitungan secara pasti. Perhitungan yang selama ini terjadi hanya mengakumulasi setiap data yang didapatkan dari daya tarik wisata, akibatnya adalah muncul data ganda untuk satu wisatawan," cetusnya.




Dia mencontohkan, ada seorang wisatawan sebut saja Mawar dari Surabaya. Ia pada pagi hari berkunjung ke Pantai Boom dan siangnya berkunjung ke Pantai Pulau Merah. Pada satu orang yang sama dengan mengunjungi daya tarik yang berbeda, data Mawar untuk saat ini masih terhitung 2 wisatawan. 


"Hal ini tentu cukup memberikan kesulitan dalam mengoptimalkan pajak karena data yang digunakan kurang akurat, walaupun hasil penelitian mengatakan bahwa tingkat kunjungan wisatawan mempengaruhi peningkatan pendapatan pajak daerah," jelas Masetya Mukti.


Dalam forum itu, katanya, seluruh peserta FGD sepakat bahwa perlu adanya formula yang lebih canggih untuk memberikan tingkat akurasi perhitungan kunjungan wisatawan. Agar lebih real dan hal ini menjadi PR bersama untuk menyelesaikan nya. 




"Bapak Ridho juga merasa resah dengan target pajak yang setiap tahun mengalami peningkatan, sedangkan instrumen dalam pungutan pajak kelihatannya meningkat namun fakta datanya kurang akurat," sambungnya.


Masetya Mukti menambahkan, terkait rekomendasi penghitungan kunjungan wisatawan dapat mengacu dari kemajuan teknologi di Negara Turki yang telah menggunakan sistem one card for all access to the public facility. 


"Tidak hanya di luar negeri, hal ini juga sudah diterapkan di DKI Jakarta dengan JakCard bekerjasama dengan Bank DKI Jakarta. Mungkin contoh ini dapat diterapkan di Banyuwangi agar lebih optimal dalam menetapkan regulasi terutama di bidang perpajakan. Tentunya perlu kajian yang lebih sebelum mengadopsi inovasi tersebut," tandasnya.