Poliwangi Terapkan Infrastruktur Sanitasi Ramah Lingkungan di Kawasan Ekowisata Pantai Cemara Gading

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Sosialisasi Tim pengabdian Poliwangi bersama perangkat Desa Sukojati. (Ist)

Infobanyuwangi.co.id – Tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pembangunan rustic shower di kawasan Pantai Cemara Gading, Desa Sukojati, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat dengan judul “Penerapan Infrastruktur Sanitasi Berbasis Lingkungan sebagai Dukungan terhadap Ekowisata Berkelanjutan.”

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur sanitasi di kawasan wisata pesisir dengan tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Pembangunan shower bilas dilakukan menggunakan bahan alami yakni material bambu, serta dirancang dengan konsep terbuka yang menyatu dengan alam. 


Baca Juga : Desain Interior Kantor Ramah Lingkungan: Efisien dan Berkelanjutan

Fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana mandi bagi wisatawan, tetapi juga menjadi elemen estetika yang memperkuat karakter ekowisata Pantai Cemara Gading.


Ketua tim pengabdian, Fikca Ayuk Safitri, S.T., M.T., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penerapan ilmu teknik sipil dan manajemen konstruksi berbasis sustainable construction management yang dikembangkan di Poliwangi.

“Melalui kegiatan ini, kami berupaya menghadirkan infrastruktur sederhana yang ramah lingkungan dan sesuai dengan karakter kawasan pesisir. Desain shower bilas ini dibuat dari bahan alami agar mudah dirawat dan menyatu dengan suasana pantai,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).

Anggota tim, Wahyu Satyaning Budhi, S.ST., M.T., menambahkan bahwa produk ini juga menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa dalam menerapkan konsep konstruksi berkelanjutan di lapangan.

“Mahasiswa kami libatkan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Dengan cara ini mereka dapat memahami bahwa pembangunan berkelanjutan bukan hanya teori, tetapi praktik nyata yang bisa diterapkan di masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Ahmad Utanaka, S.ST., M.T., menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga dan memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun.


“Infrastruktur yang baik akan bertahan lama jika masyarakat ikut berperan dalam pemeliharaan dan kebersihan lingkungan. Karena itu kami juga melakukan sosialisasi mengenai sistem sanitasi dan perilaku hidup bersih,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Program Studi D3 Teknik Sipil Poliwangi yang berperan aktif dalam survei lokasi, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, hingga dokumentasi kegiatan. Sinergi antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.

Kepala Desa Sukojati, Untung Suripno, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan pengabdian yang dilakukan Poliwangi.

“Kami sangat berterima kasih atas kepedulian Poliwangi terhadap pengembangan Desa Sukojati. Fasilitas ini tidak hanya memperindah kawasan wisata, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi wisatawan dan warga sekitar,” ujarnya.

Melalui program ini, Poliwangi terus menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada aspek pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada penerapan teknologi tepat guna dan berwawasan lingkungan. 

Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan ekowisata berkelanjutan di wilayah Banyuwangi dan sekitarnya. (*)