Tingkatan Produksi Minyak Bekatul, Tim Pengabdian Uniba Hibahkan Alat Rice Brain Oil Generasi II

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Istimewa

BANYUWANGI - Petani di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi kini mendapat ilmu terbaru dalam memproduksi minyak goreng dari bekatul, sisa penggilingan padi. 

Cara ini diharapkan mampu menjadi alternatif untuk minyak goreng selain dari minyak kelapa sawit. Pun juga meringankan beban ekonominya.

Cara ini dikenalkan oleh Tim pengabdian masyarakat Universitas PGRI Banyuwangi. Tim juga telah memberikan pelatihan, Sabtu (19/8/2023) kemarin. 


Baca Juga : Terbukti Bawa Manfaat, Ketua DPRD Banyuwangi Dukung Investasi

Selain itu para akademisi ini juga memberikan mesin pembuat minyak bekatul generasi kedua dengan kapasitas yang lebih besar. 

"Inovasi ini kita gulirkan melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat petani di Desa Kalibaru Wetan," ujar Ketua tim pengabdian masyarakat Uniba, Megandhi Gusti Wardhana, Senin (21/8/2023).

Megandhi menjelaskan proses pembuatan minyak bekatul. Mula-mula bahan bekatul dimasukkan ke dalam mesin extruder presisi tinggi generasi kedua. 

Di dalam mesin ini, bahan akan mengalami proses press, sembari terus diputar selama 20 menit untuk menghasilkan minyak bekatul.

Minyak akan keluar melalui lubang output. Sementara padatan akan secara otomatis terpisah.

Dari satu kilogram bekatul halus, petani bisa memperoleh minyak sekitar 200-500 mililiter dengan harga jual Rp 10 ribu per liternya.

"Teknologi ini bisa meningkatkan nilai jual bekatul yang saat ini hanya dijual sekitar Rp 500 - 1.000 per kilogram," tambah Megandhi.

Megandhi mengatakan, Banyuwangi dikenal sebagai lumbung padi nasional dengan surplus beras mencapai 300 ribu ton setiap tahunnya. Namun, potensi bekatul yang memiliki nilai ekonomis tinggi belum dimanfaatkan secara maksimal. 

Langkah inovatif ini diharapkan bisa memberikan alternatif baru bagi masyarakat dalam memilih minyak goreng selain minyak kelapa sawit. (*)