Infobanyuwangi.co.id- Viral di media sosial aksi warga di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tanam pohon pisang di jalan berlubang.
Aksi tersebut diunggah di media sosial facebook oleh akun @cak rifki. Aksi tanam pohon itu dilakukan di Jalan Wahid Hasyim, Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri.
Sesuai keterangannya, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes karena jalan berlubang di wilayah setempat sudah memakan korban.
Foto yang diunggah pada Selasa (1/2) kemarin ini, menuai banyak komentar miring. Salah satunya di komen akun @made rasna.
"Sy heran berfikir: apa pejabat PU nya tidak punya rasa malu sedikit pun karena sudah sering di kritik tetap tidak ada perubahan. Atau bupatinya sidak copot pejabat yang bikin malu dan tidak becus bekerja. Mohon tindakannya bupati," respon akun tersebut.
Menurut keterangan warga di sekitar Jalan Wahid Hasyim, jalan berlubang di wilayah setempat sudah berkali-kali diperbaiki, namun tetap saja rusak dan kembali berlubang.
"Sudah dicor dengan semen maupun ditambal menggunakan aspal oleh petugas, namun masih saja rusak," kata warga yang enggan disebut namanya.
Menanggapi jalan berlubang yang ditanami pohon pisang itu, Kabid Bina Marga Dinas PU CKPP Banyuwangi Ebta Adharisandi menjelaskan faktor yang membuat jalan terus berlubang meski sudah dilakukan penambalan.
"Terutama faktor cuaca dalam akhir-akhir ini. Baru beberapa hari diperbaiki sudah kena hujan, ditambah lagi jalur tersebut dilalui kendaraan besar. Jadi itulah yang menjadikan penyebab utama jalan berlubang," jelasnya.
Menurut Ebta, sebenarnya di Jalan Wahid Hasyim itu merupakan jalan kabupaten. Seharusnya, kendaraan yang lewat tonasenya hanya 8 ton saja.
"Tapi kenyataannya itu dilewati kendaraan yang tonasenya harusnya kelas 1. Juga ada rencana tahun depan jalan itu sudah diambil alih provinsi," ungkapnya.
Sementara pantauan Infobanyuwangi.co.id pada Rabu (2/2) sore, jalan berlubang di Jalan Wahid Hasyim sudah dilakukan penambalan, serta tidak ditemukan pohon pisang yang sebelumnya ditanam warga di jalan berlubang kawasan setempat. (feb/qin)