Infobanyuwangi.co.id- Menangkal radikalisme dan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggelar dialog kebangsaan di Banyuwangi, Kamis (20/1).
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo, Kepala BNPT Komjen (Pol) Boy Rafli Amar, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, membahas upaya-upaya pencegahan paham radikalisme.
Menurut Tjahjo Kumolo suatu paham radikalisme tidak bisa dihadapi secara parsial, namun harus dilakukan dengan kerjasama banyak pihak.
“Ada empat tantangan bagi bangsa Indonesia saat ini. Salah satunya adalah radikalisme dan terorisme. Tantangan ini, harus kita tuntaskan. Tentunya, kita semua harus bergotong royong bersama untuk menuntaskan tantangan ini,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala BNPT Komjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan Saat ini, pihaknya terus melibatkan semua pihak untuk bersama-sama menyampaikan kontra-narasi terhadap propaganda kalangan radikalisme.
“Dalam analisis pentahelix yang kami lakukan, kami ingin melibatkan semua pihak untuk turut terlibat melawan radikalisme dan terorisme ini. Semakin banyak yang terlibat, akan semakin memperkuat ketahanan bangsa ini terhadap ideologi,” ungkap Boy Rafli Amar.
Untuk keterlibatan publik tersebut, lanjut Boy, juga kini menggalakkan pendirian Warung NKRI. “Selain dengan mengajak para tokoh, kita juga menggagas Warung NKRI. Ini menjadi upaya kami, dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat dalam mendiskusikan narasi-narasi kebangsaan untuk meng-counter propaganda kalangan radikal,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan tersebut, menegaskan bahwa Banyuwangi berkomitmen penuh dalam pencegahan radikalisme. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah dengan merajut harmoni semua kalangan di Banyuwangi.
“Banyuwangi ini merupakan daerah dengan aneka ragam suku, agama dan budaya. Untuk itu, perlu dirajut harmoni antar semua elemen tersebut. Untuk itu, kami terus menjalin komunikasi yang intens dengan semua pihak tersebut,” ungkap Ipuk.
Dengan terjalinnya harmoni tersebut, lanjut Ipuk, akan dapat menjadi pencegah pertama terhadap beragam bentuk penyimpangan sosial. Termasuk dengan gejala radikalisme dan terorisme. “Jika terjalin harmoni yang cukup baik, tentu akan mudah terdeteksi jika terjadi penyimpangan di tengah masyarakat. Seperti halnya gejala radikal atau teror sekalipun,” tegas Ipuk.
Sejalan dengan itu dengan merajut harmoni sendiri merupakan bentuk Banyuwangi dalam melakukan tindakan preventif terhadap berkembangnya paham radikal dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami meluncurkan program UMKM Naik Kelas, warung naik kelas dan berbagai pelatihan sampai bantuan modal untuk menstimulus kesejahteraan masyarakat,” papar Ipuk.
Dialog kebangsaan tersebut dilaksanakan oleh BNPT dalam rangka peresmian Warung NKRI di Banyuwangi. (rif/qin)