Dosen Poliwangi Dorong Produktivitas Industri Kreatif Arang Lewat Mesin Pencetak Briket

$rows[judul]

Infobanyuwangi.co.id - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh dosen melakukan pendampingan terhadap industri kreatif arang tempurung kelapa di Desa Bunder, Kecamatan Kabat.

Sejumlah dosen Poliwangi yang terlibat dalam PKM ini adalah Aprilia Divi Yustita, Siska Aprilia Hardiyanti, Mohammad Abdul Wahid, dan Galang Fajaryanto.



Baca Juga : Poliwangi Bekali Kemampuan Bahasa Inggis pada Pengelola Homestay di Desa Tamansari

Ketua Tim Pengabdian, Aprilia Divi Yustita berkata, Desa Bunder adalah salah satu desa di Kecamatan Kabat yang memiliki potensi hasil pertanian kelapa. 


Masyarakat desa khususnya di Dusun Seruni sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai penyadap nira kelapa. 


"Adapun juga masyarakat yang menjalankan usaha dalam pembuatan arang tempurung kelapa dan juga usaha-usaha lain sebagai mata pencaharian selain bertani," ungkapnya, Rabu (20/09/2023).




Aprilia menyampaikan bahwa, penting untuk mengetahui potensi dari desa sehingga dapat dilakukan upaya untuk mendorong pengembangan potensi tersebut. 


"Usaha-usaha yang dijalankan masyarakat juga perlu didukung agar masyarakat semakin berdaya," lanjut Aprilia.


Oleh karenanya, Poliwangi melalui tim pengabdian memberikan bantuan alat berupa mesin pencetak briket dan memberikan pelatihan kepada warga setempat.


Aprilia menyebut, Poliwangi ingin ada keberagaman produk arang yang dihasilkan dengan potensi yang ada.


"Warga bisa menerapkan diversifikasi produk yaitu dengan membuat briket. Nah untuk mendorong itu, maka oleh kami dibuatkan mesin pencetak briketnya," ungkapnya.




Kegiatan PKM dilakukan dengan melibatkan masyarakat desa dengan pertama-tama memberikan pelatihan pemanfaatan limbah tempurung kelapa. 


Briket dipilih sebagai produk yang dinilai dapat dikembangkan masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang batok kelapa yang saat ini sudah diproduksi. 


Peningkatan nilainya dapat mencapai 40% hingga 100% dari harga arang tempurung kelapa sendiri bergantung pada pasar sasaran. "Keunggulan lain adalah dalam hal ketahanan bara api serta lebih praktis daripada arang kayu biasa,” tambah Aprilia.


Selanjutnya tim PKM Poliwangi juga memberikan alat berupa mesin mixing dan pencetak briket untuk masyarakat desa. 


"Untuk meningkatkan produktivitas dari suatu usaha perlu adanya alat yang mendukung, sehingga tim PKM Poliwangi hadir untuk menciptakan alat tersebut," timpal Mohammad Abdul Wahid, anggota tim pengabdian.




Kegiatan pengabdian ini disambut baik oleh masyarakat serta terlihat antusiasme masyarakat saat turut mencoba penggunaan mesin. 


Sambutan baik juga diperoleh dari Desa Bunder melalui Sekretaris Desa, Saifulloh. Ia mengapresiasi kegiatan dari Poliwangi dan berharap bisa berkelanjutan.


"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berdampak positif untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat Desa Bunder secara umum," ungkapnya.