Inovasi Mahasiswa Poliwangi, Teknologi Cutter Fish Solusi Sukses Sulap Limbah Ikan jadi Pupuk Cair

$rows[judul]

Infobanyuwangi.co.id - Himpunan Mahasiswa Jurusan Pertanian Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) berhasil menciptakan inovasi unik dengan mengolah limbah ikan menjadi pupuk organik cair (POC) yang ramah lingkungan. 

Inovasi ini hadir dalam rangkaian Program Ormawa Membangun Negeri (POMN) 2024 yang didanai oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi. Program ini bertujuan memanfaatkan limbah ikan dari Desa Grajagan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.



Baca Juga : Poliwangi Berdayakan Masyarakat dengan Greenhouse Edukasi Berbasis Irigasi Tetes

Kegiatan pengabdian ini melibatkan mahasiswa yang dipimpin oleh Bagastia Narluanda dari program studi Agribisnis. Timnya terdiri dari sembilan anggota, antara lain Siti Aulia Rahayu, Jihan Syadzwina Izzati, Cindra Dewi S, Farhan Azizam, M. Yunus Al-kahfi mahasiswa  program studi agribisnis, dan Elsa Aulia, Phetries May Hapsari, Putri Dwi Lestari,  Rifqi Ramadhan mahasiswa teknologi pengolahan hasil ternak. Mereka didampingi oleh dosen pembimbing, Ari Istanti, S.P., M.P., yang juga mengajar program studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan.


Pengolahan limbah ikan menjadi pupuk cair dilakukan melalui pemanfaatan teknologi cutter fish, yang memungkinkan proses lebih efisien. Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai pihak di Desa Grajagan, seperti Kepala Desa Grajagan Supriyono, S.H., Kepala Dusun Grajagan Pantai Fredy Handoko, serta Kepala Dusun Kampung Baru Agus Iraean. Tidak ketinggalan, PKK Desa Grajagan yang diketuai oleh Fransiska Wiwik turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.


POMN 2024 dimulai dengan sosialisasi dampak pencemaran limbah ikan terhadap lingkungan sekitar. Para mahasiswa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengolah limbah ikan menjadi pupuk cair yang bernilai ekonomis serta praktik pengolahan limbah ikan menjadi pupuk organik cair yang bernilai ekonomis dengan memanfaatkan teknologi mesin cutter fish agar lebih efisien. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan mengenai cara menentukan harga pokok produksi (HPP) dan nilai jual pupuk cair yang dihasilkan.


Bagastia Narluanda menjelaskan bahwa ide ini muncul dari keprihatinan terhadap limbah ikan yang mencemari lingkungan pesisir dan membahayakan kesehatan masyarakat. “Kami ingin mengubah limbah ikan ini menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berkelanjutan,” ujar Bagastia.


Pupuk organik cair yang dihasilkan ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sebagaimana telah diuji di laboratorium. “Pupuk cair ini memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pertanian lokal,” tambah dosen pembimbing program.


Menurut anggota tim lainnya, Siti Aulia Rahayu dan Elsa Aulia, mereka berharap pupuk organik cair ini bisa menjadi alternatif pengganti pupuk kimia bagi petani di Desa Grajagan. Selain itu, mereka juga ingin mendorong masyarakat pesisir untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengelola limbah secara bertanggung jawab.


“Kami berharap POC ini dapat menjadi alternatif pupuk kimia bagi petani Desa Grajagan. Selain itu, kami juga ingin mendorong masyarakat pesisir untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengelola limbah secara bertanggung jawab," ungkap keduanya.


Inovasi mahasiswa Poliwangi ini menjadi contoh konkret bahwa limbah yang sering dianggap sebagai masalah dapat diubah menjadi solusi bermanfaat, baik untuk lingkungan maupun ekonomi masyarakat.