Poliwangi Tanamkan Nasionalisme Sejak Dini pada Siswa PAUD Lewat Metode Bernyanyi

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Tim pengabdian Poliwangi tanamkan nasionalisme sejak dini pada siswa TK Dinar Nasyi’ah 2 Rogojampi lewat metode bernyanyi. (Istimewa).

Infobanyuwangi.co.id- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi dalam proses pendidikan dalam membentuk karakter anak. Dimana anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang mereka miliki sesuai dengan keunikan masing-masing.

Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) melalui Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dipimpin Herman Yuliandoko, S.T., M.T dan dua anggotanya Abdul Rohman, S.T., M.T serta Ninik Sri Rahayu, S.H., M.H. tergerak dengan memberikan edukasi guna menumbuhkan nilai nasionalisme sejak dini pada siswa PAUD. 



Baca Juga : Dua Orang Terdakwa Pagar Nusa Banyuwangi Resmi Ajukan Banding

Menurut Herman Yuliandoko, arus globalisasi dan ketatnya persaingan pasar bebas, terus mengikis serta menjauhkan siswa-siswi dari jiwa nasionalisme. Ketergantungan pada internet, HP dan media sosial turut menghambat guru-guru untuk menanamkan rasa cinta pada tanah air. 




"Oleh sebab itu penguatan dan pembangunan generasi bangsa yang kuat, sehat, baik itu secara jasmani maupun rohani, serta memiliki jiwa nasional yang tinggi, sangat diperlukan dan ditanam sejak dini," cetusnya, Kamis (13/10/2022).


Sasaran mereka kali ini adalah siswa TK Dinar Nasyi’ah 2 Rogojampi sebagai mitra PKM. Para anak usia dini di sekolah tersebut diajari beberapa metode pembelajaran nasionalisme. Salah satunya menggunakan metode pembelajaran menyanyi.


"Hal ini dikarenakan jiwa mereka yang masih dalam fase-fase bermain tidak mudah untuk diajarkan nasionalisme seperti halnya orang dewasa. Pembelajaran melalui media bermain sangat dominan dan penting bagi anak usia dini," ucap Herman.




Menurutnya, mendidik anak usia dini akan jiwa nasionalisme dengan metode bermain bernyanyi, ternyata memerlukan sarana dan keterampilan yang cukup memadai. Sedangkan sarana dan keterampilan guru-guru di TK Dinar Nasyi’ah 2 Rogojampi, lanjutnya, di bidang pendidikan anak usia dini, utamanya terkait seni sangat minim. 


Karena latar belakang pendidikan mereka yakni pendidikan sekolah dasar. Sehingga keterampilan pembelajaran dengan metode bermain, bernyanyi yang sesuai peserta didik anak usia dini sangat minim. 


"Disamping itu pengajar juga belum pernah mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk menunjang proses belajar mengajar," ungkapnya.


Dari persoalan tersebut, tim pengabdian Poliwangi mencoba menggelar workshop menumbuhkan nilai nasionalisme sejak dini melalui metode bernyanyi. Sasaran tidak hanya siswa melainkan juga para guru.




"Kegiatan workshop yang kami adakan memberikan pelatihan tentang metode-metode pembelajaran utamanya metode seni yang menyenangkan bagi para peserta didik. Sehingga nantinya kemampuan dan keterampilan guru meningkat," cetusnya.


Lagu-lagu yang dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme juga dapat dijadikan rujukan untuk pembelajaran siswa-siswi PAUD sehingga nilai-nilai nasionalisme benar-benar tumbuh di hati mereka.


Dalam pelaksanaan workshop ini, tim pengabdian melibatkan pemateri-pemateri yang kompeten di bidangnya. Mulai Ninik Sri Rahayu, S.H., M.H. dosen mata kuliah Kewarganegaraan di Poliwangi dan Yuniarta Syarifatul Umami, S.Pd., M.Pd. dosen Program Studi PAUD Universitas Jember. 


Dalam pelaksanaan workshop, tim pengabdian Poliwangi juga melibatkan orang tua/wali murid TK Dinar Nasyi’ah 2 Rogojampi.