Infobanyuwangi.co.id - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) menggelar program pelatihan inovatif dalam rangka mendukung kemandirian pakan ternak kambing melalui sistem tumpangsari dan pembuatan pakan fermentasi.
Program ini dilaksanakan di Kelompok Ternak Nagam, Dusun Kawang, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Kegiatan PKM ini dipimpin oleh dosen Poliwangi, yaitu Maghfirotul Amaniyah, S.P., M.Si., Salvian Setyo Prayitno, S.Pt., M.Pt., dan Nanda Rusti, S.P., M.Sc., dengan dukungan mahasiswa Achmad Qulyubi dan Rifki Ramadhan. Pelatihan yang diadakan pada 17 Agustus 2024 ini dihadiri oleh seluruh anggota Kelompok Ternak Nagam.
Ketua Pengabdian, Maghfirotul Amaniyah berkata, pelatihan ini bertujuan untuk mengintegrasikan lahan pertanian yang sudah ditumbuhi tanaman pangan seperti jagung dengan rumput sebagai pakan hijauan.
Dengan sistem tumpangsari ini, limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai cadangan pakan melalui teknologi fermentasi. Selain itu, kotoran kambing yang dihasilkan dapat digunakan kembali sebagai pupuk, menciptakan siklus pertanian berkelanjutan yang dikenal sebagai integrated farming.
Salah satu fokus pelatihan adalah penanaman bibit Indigofera dan rumput odot. Tanaman-tanaman ini dikenal sebagai sumber pakan ternak yang kaya akan nutrisi dan dapat tumbuh baik di lahan yang sudah digunakan untuk tanaman pangan.
“Melalui metode tumpang sari, petani dapat mengoptimalkan lahan yang mereka miliki untuk menghasilkan pakan hijauan sepanjang musim,” jelasnya, Selasa (27/8/2024).
Selain itu, peserta pelatihan juga diperkenalkan dengan teknologi pembuatan pakan fermentasi atau silase, yang menggunakan limbah pertanian sebagai bahan bakunya. Teknik ini memungkinkan kelompok ternak untuk menyimpan pakan dalam jangka panjang, terutama selama musim kering, ketika hijauan segar sulit ditemukan.
Poliwangi berharap, melalui program ini, para peternak dapat lebih mandiri dalam penyediaan pakan ternak, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pakan pabrikan yang harganya cenderung mahal.
“Selain itu, teknologi fermentasi pakan juga membantu menjaga ketersediaan pakan sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau. Dengan demikian, kesejahteraan para peternak dapat meningkat melalui efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas," ungkapnya.
Selama pelatihan, Poliwangi juga memberikan hibah berupa mesin pemotong rumput dengan kemampuan mencacah rumput secara halus kepada Kelompok Ternak. Hibah ini disambut dengan antusias oleh para peternak yang sangat menghargai teknologi baru tersebut.
"Kami mendapat ilmu baru terkait pembuatan pakan fermentasi. Kami juga bisa memotong hijauan pakan dengan cepat dan halus menggunakan mesin pencacah dari Poliwangi. Alat ini sangat membantu. Semoga ke depan kami dipercaya kalau ada Program Hibah ternak kambing lagi dari desa," ujar Ketua Kelompok Ternak, Aropik.