Poliwangi Edukasi Petani Olah Limbah Kulit Kopi jadi Teh Kaya Manfaat

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Tim Poliwangi, penyuluh pertanian dan mahasiswa foto bersama dengan para petani kopi di Dusun Kopenlaban, Desa Macanputih, Kecamatan Kabat, usai mengedukasi cara olah limbah kulit kopi jadi teh.

Infobanyuwangi.co.id - Petani kopi di Dusun Kopenlaban, Desa Macanputih, Kecamatan Kabat, mendapat angin segar setelah kedatangan tim pengabdian dari Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi).

Kulit kopi yang selama ini dianggap menjadi limbah, ternyata bisa diolah menjadi teh yang bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, teh dari kulit kopi ini juga kaya akan manfaat.



Baca Juga : Poliwangi Hadirkan Laboratorium Mini Kitchen sebagai Media Pembelajaran Berbasis Teaching Factory

Warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Curah Indah Macanputih ini mengetahui potensi tersebut setelah diberi edukasi oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Poliwangi.


Mereka adalah Ayu Purwaningtyas, S.Hut., M.M (Dosen Manajemen Bisnis Pariwisata), Sari Wiji Utami, S.P., M.M( Dosen Agribisnis) dan Shinta Setiadevi, S.TP., M.M (Dosen Agribisnis). 


Dalam pelaksanaannya, tim pengabdian dibantu oleh selaku penyuluh pertanian dari Balai Penyuluhan Pertanian Kabat, Ani, serta mahasiswa yakni Yurico Pratama dan Putri Sulistyowati sebagai wujud implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).


Perwakilan dosen Ayu Purwaningtyas menyampaikan, PKM ini sengaja dilakukan dengan memanfaatkan limbah kulit kopi yang belum termanfaatkan oleh masyarakat Macanputih. 


Sebab, kata Ayu, sejauh ini dalam pengolahan buah kopi menjadi green bean di wilayah setempat menghasilkan 65% biji kopi dan 35% berupa limbah kulit kopi. 


"Limbah kopi biasanya dibuang di pekarangan rumah atau di saluran air sehingga memberikan dampak munculnya bau busuk karena kulit kopi masih memiliki kandungan air cukup tinggi, yaitu 75−80%," terangnya.


Hal ini mempermudah pertumbuhan mikroba pembusuk. Kondisi tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan pencemaran tanah dan udara, sehingga dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar tempat tinggal. 


Padahal, lanjut Ayu, kulit kopi mengandung antioksidan, kafein, dan chlorogenic acid yang mampu menjaga saluran pencernaan, menurunkan kadar gula dalam darah, menghambat sel kanker, dan menjaga kesehatan jantung.


"Makanya kita edukasi petani untuk mengolahnya. Kulit kopi ini sangat cocok apabila dimanfaatkan menjadi teh cascara," cetusnya.


Ayu menyebut, jenis teh cascara menjadi salah satu kategori minuman fungsional termodifikasi karena dalam pengolahannya terdapat penambahan bahan-bahan alami seperti kayu manis.


"PKM ini kami harap ada tambahan penghasilan baik dari kopinya sendiri maupun produk sampingan dengan mengolah kulit kopi jadi teh. Selain itu bisa mengurangi limbah dari kopi itu sendiri," tandasnya.